Elixir berbasis opium telah dinisbahkan kepada alchemists of zaman
Bizantium, tapi rumus tertentu seharusnya menghilang selama penaklukan
Ottoman Konstantinopel. Sekitar tahun 1522 Paracelsus referensinya
berbasis opium elixir yang ia sebut, '' laudanum'' dari kata bahasa
Latin ''laudare'' berarti "pujian." ia menggambarkannya sebagai
pembunuh rasa sakit yang kuat, tetapi dianjurkan bahwa itu digunakan
secukupnya. Pada akhir abad ke-18, setelah penaklukan Inggris Benggala
tahun 1757 memberikan East India Company kepentingan langsung dalam
perdagangan opium, resep candu lain yang disebut 'laudanum' menjadi
sangat populer di kalangan dokter dan pasien.
Morfin ditemukan
sebagai alkaloid aktif pertama yang diambil dari tanaman opium poppy
pada Desember 1804 Paderborn oleh Friedrich Sertürner. Obat pertama
dipasarkan untuk masyarakat umum oleh Sertürner and Company pada tahun
1817 sebagai analgesik, dan juga sebagai pengobatan untuk kecanduan
opium dan alkohol. Kemudian ditemukan bahwa morfin lebih kecanduan
daripada alkohol atau opium, dan penggunaannya yang luas selama Perang
Saudara Amerika diduga mengakibatkan lebih dari 400.000 penderita dari
"penyakit soldier's" morfin kecanduan. Ide ini telah menjadi subjek
kontroversi, seperti yang sudah ada usulan bahwa penyakit tersebut
ternyata fabrikasi; didokumentasikan pertama penggunaan frase "soldier's
penyakit" pada 1915.
Diacetylmorphine (lebih dikenal sebagai
heroin) disintesis dari morfin pada 1874 dan dibawa ke pasar oleh Bayer
pada tahun 1898. Heroin adalah sekitar 1.5–2 kali lebih kuat daripada
morfin secara milligram untuk milligram. Menggunakan berbagai
langkah-langkah subjektif dan objektif, satu studi memperkirakan potensi
relatif heroin untuk morfin dikelola intravena untuk post-addicts harus
1.80–2.66 mg morfin sulfat untuk 1 mg diamorphine hidroklorida
(heroin).
http://www.news-medical.net/health/Morphine-History-%28Indonesian%29.aspx
dari artikel di atas.
BalasHapusbahwa Diacetylmorphine (lebih dikenal sebagai heroin)disintesis dari morfin.
bagaimana sintesis heroin dari morfin tersebut?
dan apa yang ymenyebabkan heroin lebih kuat dari morfin dari segi miligram nya?
Morfin merupakan bahan dasar awal dari alkaloid ini, untuk dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk pengobatan. Sebagai bahan dasar morfin, dapat disintesis bahan narkotik baru yang nilai pengobatannya lebih baik dari bahan dasarnya. Sintesis kimia ini mencakup menambah gugus-gugus yang akan menembah bioaktifitasnya, misalnya dengan menambahkan gugus metil, asetil, metoksi ataupun bentuk ester berbagai asam organik karboksilat.
BalasHapushttp://www.ut.ac.id/html/suplemen/peki4422/bag%203.htm
Heroin merupakan senyawa semi-sintetik yg dihasilkan dari proses esterisasi molekul morphine dengan 2 molekul acetic acid. Oleh karena molekul heroin memiliki dua gugus acetyl sehingga molekul ini lebih mudah masuk ke dalam otak melalui BBB (blood brain barrier) ketimbang molekul morphine itu sendiri.
BalasHapushttp://id.shvoong.com/writing-and-speaking/self-publishing/2241458-heroin-diacetylmorphine/#ixzz29bLSZFQQ
1. Opiat / Opium
Opiat atau opium adalah bubuk yang dihasilkan kangsung oleh tanaman yang bernama poppy / papaver somniferum di mana di dalam bubuk haram tersebut terkandung morfin yang sangat baik untuk menghilangkan rasa sakit dan kodein yang berfungsi sebagai obat antitusif.
2. Morfin
Mofrin adalah alkoloida yang merupakan hasil ekstraksi serta isolasi opium dengan zat kimia tertentu untuk penghilang rasa sakit atau hipnoanalgetik bagi pasien penyakit tertentu. Dampak atau efek dari penggunaan morfin yang sifatnya negatif membuat penggunaan morfin diganti dengan obat-obatan lain yang memiliki kegunaan yang sama namun ramah bagi pemakainya.
3. Heroin
Heroin adalah keturunan dari morfin atau opioda semisintatik dengan proses kimiawi yang dapat menimbulkan ketergantungan / kecanduan yang berlipat ganda dibandingkan dengan morfin. Heroin dipakai oleh para pecandunya yang bodoh dengan cara menyuntik heroin ke otot, kulit / sub kutan atau pembuluh vena.
http://dur-neha.blogspot.com/p/narkotika-memiliki-banyak-jenis-dan.html
Bahan dasar pembuatan heroin adalah getah buah candu (opium) dari Papaver somniferum, keluarga Papaveraceae, yang sudah tua tetapi belum masak. Dari getah kering ini diperoleh candu. Kandungan candu adalah alkaloida golongan narkotik, misalnya morfin, kodein, tebain, narsein, dan alkaloida non-narkotik, misalnya papaverin, narkotin, apomorfin.
Sedangkan morfin adalah kandungan standar dari candu dan sediaannya yang lain seperti ekstrak, tingtur, serbuk, dll. Tahun 1805, seorang apoteker Jerman bernama Sertuerner berhasil mengisolasi morfin (berasal dari bahasa Yunani Morpheus, yang tidak lain adalah Dewa Mimpi). Kandungan morfin dari candu sampai 10%. Tahun 1874, pabrik Bayer berhasil mensintesis heroin (diasetilmorfin atau diamorfin) dari bahan baku morfin menggunakan asam asetat atau cuka anhidrat.
http://anekaplanta.wordpress.com/2008/02/28/putau-bukan-sekadar-heroin/
Heroin (diacetylmorphine)
BalasHapusHeroin merupakan senyawa semi-sintetik yg dihasilkan dari proses esterisasi molekul morphine dengan 2 molekul acetic acid. Oleh karena molekul heroin memiliki dua gugus acetyl sehingga molekul ini lebih mudah masuk ke dalam otak melalui BBB (blood brain barrier) ketimbang molekul morphine itu sendiri maka dari itu pemakaian heroin melalui proses penyuntikan akan membuat si pemakai akan merasakan ketenangan (peace) dan kesenangan (euphoria) yg lebih tinggi ketimbang morphine serta lebih mudahnya heroin dilarutkan ke dalam air ketimbang morphine.
Akan tetapi heroin juga menyebabkan efek toleransi dan kecanduan lebih cepat dari morphine sehingga untuk pemakaian berikutnya dibutuhkan dosis yg lebih tinggi lagi untuk mencapai kenikmatan yg sama dengan sebelumnya.
Kecanduan akan heroin meliputi kecanduan fisik dan psikologi. Kecanduan fisik heroin kurang lebih sama dengan kecanduan pada pecandu putaw yaitu rasa meriang di seluruh tubuh, tulang dan sendi yg terasa ngilu, demam tinggi, muntah, dan perut keram. Hanya saja pada kecanduan fisik heroin ditambah pula dengan perasaan gatal yg sangat di dalam aliran darah dan juga otot kaki yg menjadi tidak terkontrol gerakannya sehingga terus menerus akan menendang secara refleks.
Sedangkan kecanduan psikologinya meliputi perasaan sugesti yg sangat kuat untuk kembali memakainya bahkan bisa bertahan hingga puluhan tahun setelah berhenti total memakainya, perasaan depresi berat, insomnia, mudah tersinggung dan marah, tidak bisa berkonsentrasi, dan ingin bunuh diri.
Selain disuntik heroin juga bisa dipakai dengan cara dibakar lalu dihisap asapnya juga dengan dicampur ke dalam rokok, akan tetapi efektifitasnya jauh berkurang ketimbang dengan cara disuntik sehingga cara penghisapan ini biasanya hanya digunakan oleh para pemula.
Kemurnian kadar heroin yg beredar di pasaran sangat bervariasi, dimulai dengan yg hanya memiliki kemurnian 5% hingga yg mendekati 90%, bahkan belakangan ini untuk mengeruk keuntungan yg lebih banyak lagi heroin banyak dicampur oleh pengedarnya dengan bahan opioid sintetik lain yg harganya jauh lebih murah serta kekuatan biusnya yg jauh melebihi kekuatan heroin itu sendiri, bahan ini adalah fentanyl dan turunannya (contoh: alpha-methylfentanyl/putaw, sufentanil, atau bahkan 3-methylfentanyl dan carfentanil/obat bius yg digunakan untuk membius hewan besar liar).
Dengan demikian resiko overdosis dari heroin menjadi berkali-kali lipat lebih besar oleh karena ketidaktahuan si pecandu akan kadar dan komposisi “heroin” yg akan dipakainya. Selain bahaya overdosis, oleh karena pemakaian jarum suntik secara bergantian maka resiko lain yg juga tidak kalah bahayanya adalah tertularnya penyakit menular mematikan seperti AIDS dan Hepatitis B/C.
Penyuntikan heroin sering digabungkan dengan cocain yg disebut “speedball” dan ini sangat menambah lagi resiko overdosis dan ketagihan pada si pemakainya.
Belakangan ini telah ditemukan bahwa terdapat satu jenis tanaman yg tumbuh di benua afrika yaitu ibogaine yg bisa menyembuhkan kecanduan fisik akan heroin. Akan tetapi kecanduan psikologisnya tetap tidak bisa disembuhkan walaupun si pemakai sudah berhenti berpuluh-puluh tahun lamanya.
Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2263409-heroin/#ixzz29aOUYq9y