.

Rabu, 10 Oktober 2012

senyawa kalkon


Kalkon merupakan senyawa dasar sebagai penyusun flavonoid dan telah dibuktikan mempunyai bermacam-macam aktivitas biologi, diantaranya sebagai antibakteri. Penelitian ini mempelajari hubungan struktur dan aktivitas senyawa turunan kalkon yaitu p-klorokalkon, p-metoksi-p-klorokalkon, dan pmetoksikalkon terhadap aktivitas antibakteri pada Staphylococcus aureus ATCC 25923. Senyawa p-klorokalkon, p-metoksi-p-klorokalkon, dan p-metoksikalkon diperoleh dari Laboratorium Sintesis Organik Universitas Setia Budi. Uji aktivitas menggunakan metode dilusi untuk mengetahui Kadar Bunuh Minimal dari senyawa-senyawa turunan kalkon tersebut. Metode dilusi dengan cara pengenceran 12 tabung, yaitu berupa satu seri pengenceran dengan konsentrasi 6.250 ppm, 1562,5000 ppm, 390,6250 ppm, 97,6563 ppm, 24,4141 ppm, 6,1035 ppm, 1,5259 ppm, 0,3815 ppm, 0,0954 ppm, 0,0238 ppm, kemudian diinokulasikan pada medium diferensial VJA (Vogel Johnson Agar). Data hasil metode dilusi kemudian dibandingkan dengan hasil komputasi kimia untuk mengetahui hubungan struktur aktivitas. Hasil penelitian menunjukkan p-klorokalkon mempunyai aktivitas pada konsentrasi 0,0954 ppm, sedangkan p-metoksi-p-klorokalkon dan pmetoksikalkon pada konsentrasi yang sama yaitu 390,6250 ppm bahwa pklorokalkon mempunyai potensi penghambatan lebih besar dibandingkan pmetoksi- p-klorokalkon dan p-metoksikalkon pada Staphylococcus aureus ATCC 25923. Keberadaan gugus Electron Donating Group (EDG) dan Electron Withdrawing Group (EWG) memberi pengaruh peningkatan dan penurunan aktivitas senyawa-senyawa turunan kalkon sebagai antibakteri.
http://setiabudi.ac.id/digilib/index.php?act=view&id=7684

2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. bagaimana mekanisme kerja sintesis senyawa kalkon sehingga kalkon itu bisa sebagai antibakteri dan apa saja yang terlibat?
    dan pada bagian mana senyawa kalkon ini terlibat sebagai antibakteri?

    BalasHapus