.

Rabu, 05 Desember 2012

FLAVONOID

ISOLASI SENYAWA ANTOSIANIN DARI BUNGA TANAMAN PACAR AIR

Flavonoida merupakan salah satu golongan fenol alam terbesar, dan terdapat dalam semua tumbuhan hijau. Ekor naga (Rhaphidophora pinnata Schott.) adalah salah satu tanaman yang banyak mengandung flavonoida banyak digunakan dalam pengobatan tradisional sebagai antikoagulan, antioksidan, anti hipertensi, antivirus, anti inflamasi dan anti sariawan. Untuk mengetahui karakterisasi simplisia, mengetahui golongan senyawa kimia, dan isolasi senyawa flavonoida dengan cara spektrofotometri ultraviolet dengan menggunakan pereaksi geser (Shift reagent) merupakan tujuan penelitian. Hasil karakterisasi simplisia diperoleh kadar air 7,30%, kadar sari yang larut dalam air 11,70%, kadar sari yang larut dalam etanol 10,99%, kadar abu total 5,32% dan kadar abu yang tidak larut dalam asam 0,43%. Hasil skrining fitokimia menunjukkan adanya senyawa golongan alkaloida, flavonoida, saponin, tanin, glikosida dan steroida/triterpenoida. Ekstraksi dilakukan dengan cara sokletasi menggunakan pelarut etanol, ekstrak etanol kemudian difraksinasi berturut-turut menggunakan n-heksana, kloroform, dan etil asetat. Fraksi etil asetat kemudian dikromatografi kertas menggunakan berbagai fase gerak dan perbandingan untuk mencari pengembang yang terbaik. Selanjutnya fraksi etil asetat dipisahkan dengan kromatografi kertas preparatif menggunakan fase gerak asam asetat 50%, hasil kromatografi kertas diperoleh 3 isolat yaitu F1, F2, dan F3, selanjutnya isolat ini dikromatografi dua arah, dari hasil kromatogram diketahui bahwa isolat F1 dan F2 sudah murni, sedangkan isolat F3 belum murni.

http://www.koleksiskripsi.com/2011/03/karakterisasi-simplisia-dan-isolasi.html

4 komentar:

  1. Ekstraksi dilakukan dengan cara sokletasi menggunakan pelarut etanol.

    Mengapa pada cara sokletasi menggunakan pelarut etanol, apa pengaruhnya jika diganti dengan alkohol yang lain.??

    BalasHapus
  2. Sokletasi adalah suatu metode / proses pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang ulang dengan menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi.

    Pengambilan suatu senyawa organik dari suatu bahan alam padat disebut ekstraksi. Jika senyawa organik yang terdapat dalam bahan padat tersebut dalam jumlah kecil, maka teknik isolasi yang digunakan tidak dapat secara maserasi, melainkan dengan teknik lain dimana pelarut yang digunakan harus selalu dalam keadaan panas sehingga diharapkan dapat mengisolasi senyawa organik itu lebih efesien. Isolasi semacam itu disebut sokletasi.
    Syarat syarat pelarut yang digunakan dalam proses sokletasi :
    1. Pelarut yang mudah menguap Ex : heksan, eter, petroleum eter, metil klorida dan alkohol
    2. Titik didih pelarut rendah.
    3. Pelarut tidak melarutkan senyawa yang diinginkan.
    4. Pelarut terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi.
    5. Pelarut tersebut akan terpisah dengan cepat setelah pengocokan.
    6. Sifat sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi, polar atau nonpolar.
    Alkohol umumnya berwujud cair dan memiliki sifat mudah menguap (volatil) tergantung pada panjang rantai karbon utamanya (semakin pendek rantai C, semakin volatil). Kelarutan alkohol dalam air semakin rendah seiring bertambah panjangnya rantai hidrokarbon. Hal ini disebabkan karena alkohol memiliki gugus OH yang bersifat polar dan gugus alkil (R) yang bersifat nonpolar, sehingga makin panjang gugus alkil makin berkurang kepolarannya. (http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/senyawa-hidrokarbon/sifat-sifat-alkohol/).
    Etanol merupakan suatu cairan mudah menguap yang biasa digunakan sebagai pelarut bagi kebanyakan senyawa organik. Etanol merupakan pelarut yang bersifat semi polar, yang artinya dapat melarutkan senyawa polar maupun non polar. Itu sebabnya etanol juga bisa bercampur dengan air. Kepolaran dari etanol disebabkan adanya gugus –OH yang bersifat polar, sementara gugus etil (CH3CH2-) merupakan gugus non polar. Dengan rantai karbon yang pendek menyebabkan etanol akan bersifat semi polar.
    Pelarut semi polar dapat menginduksi tingkat kepolaran molekul-molekul pelarut non polar. Ia bertindak sebagai perantara (intermediete solvent) untuk mencampurkan pelarut non polar dengan non polar.

    Etanol memiliki sifat selektivitas yang tinggi (pelarut selektif) terhadap reaksi dan sebagainya.
    Pemilihan etanol sebagai pelarut menurut didasarkan beberapa pertimbangan diantaranya selektivitas, kelarutan, kerapatan, reaktivitas, dan titik didih. Etanol memiliki beberapa keunggulan sebagai pelarut yakni memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yang besar, beda kerapatan yang signifikan sehingga mudah memisahkan zat yang akan dilarutkan. Etanol tidak bersifat racun, tidak eksplosif bila bercampur dengan udara, tidak korosif, dan mudah didapatkan.
    Handoko (1995)

    BalasHapus
  3. Flavonoid merupakan senyawa polar, maka umumnya flavonoid cukup larut dalam pelarut polar seperti etanol,metanol, butanol. Jadi, menurut saya etanol dapat digantikan dengan metanol atau butanol.

    BalasHapus
  4. metanol lebih toksik dari etanol, jadi lebih aman pakai etanol lahhh

    BalasHapus