Secara umum biodegradasi atau penguraian bahan (senyawa) organik
oleh mikroorganisme dapat terjadi bila terjadi transformasi struktur sehingga
terjadi perubahan integritas malekuler. Proses ini berupa rangkaian reaksi
kimia enzimatik atau biokimia yang mutlak memerlukan kondisi lingkungan yang
sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme (Shechan dalam
Nugroho, 2006).
Senyawa hidrokarbon dalam minyak bumi merupakan sumber karbon
bagi pertumbuhan mikroorganisme, sehingga senyawa tersebut dapat didegradasi
dengan baik (Nugroho, 2006).
Di dalam minyak bumi terdapat dua macam komponen yang dibagi
berdasarkan kemampuan mikroorganisme menguraikannya, yaitu komponen minyak bumi
yang mudah diuraikan oleh mikroorganisme dan komponen yang sulit didegradasi
oleh mikroorganisme (Hadi, 2003).
Komponen minyak bumi yang mudah didegradasi oleh bakteri
merupakan komponen terbesar dalam minyak bumi atau mendominasi, yaitu alkana
yang bersifat lebih mudah larut dalam air dan terdifusi ke dalam membran sel
bakteri. Jumlah bakteri yang mendegradasi komponen ini relatif banyak karena
substratnya yang melimpah di dalam minyak bumi. Isolat bakteri pendegradasi
komponen minyak bumi ini biasanya merupakan pengoksidasi alkana normal (Hadi,
2003).
Komponen minyak bumi yang sulit didegradasi merupakan komponen
yang jumlahnya lebih kecil dibanding komponen yang mudah didegradasi. Hal ini
menyebabkan bekteri pendegradasi komponen ini berjumlah lebih sedikit dan
tumbuh lebih lambat karena kalah bersaing dengan pendegradasi alkana yang
memiliki substrat lebih banyak. Isolasi bakteri ini biasanya memanfaatkan
komponen minyak bumi yang masih ada setelah pertumbuhan lengkap bakteri
pendegradasi komponen minyak bumi yang mudah didegradasi (Hadi, 2003).
1. Jenis Hidrokarbon yang
Didegradasi Mikroba (Hadi, 2003).
a. Hidrokarbon Alifatik
Mikroorganisme pedegradasi hidrokarbon rantai lurus dalam minyak
bumi ini jumlahnya relatif kecil dibanding mikroba pendegradasi hidrokarbon
aromatik. Di antaranya adalah Nocardia, Pseudomonas, Mycobacterium, khamir
tertentu, dan jamur. Mikroorganisme ini menggunakan hidrokarbon tersebut untuk
pertumbuhannya. Penggunaan hidrokarbon alifatik jenuh merupakan proses aerobik
(menggunakan oksigen). Tanpa adanya O2, hidrokarbon ini tidak didegradasi
oleh mikroba (sebagai pengecualian adalah bakteri pereduksi sulfat).
Langkah pendegradasian hidrokarbon alifatik jenuh oleh
mikroorganisme meliputi oksidasi molekuler (O2) sebagai sumber
reaktan kdan penggabungan satu atom oksigen e dalam hidrokarbon teroksidasi.
b. Hidrokarbon Aromatik
Banyak senyawa ini digunakan sebagai donor elektron secara
aerobik oleh mikroorganisme seperti bakteri dari genus Pseudomonas. Metabolisme
senyawa ini oleh bakteri diawali dengan pembentukan Protocatechuate atau
catechol atau senyawa yang secara struktur berhubungan dengan senyawa ini.
Kedua senyawa ini selanjutnya didegradasi menjadi senyawa yang dapat masuk ke
dalam siklus Krebs (siklus asam sitrat), yaitu suksinat, asetil KoA, dan
piruvat...
2. Faktor Pembatas Biodegradasi
Kemampuan sel mikroorganisme untuk melanjutkan pertumbuhannya
sampai minyak bumi didegradasi secara sempurna bergantung pada suplai oksigen
yang mencukupi dan nitrogen sebagai sumber nutrien. Seorang ilmuwan bernama Dr.
D. R. Boone menemukan bahwa nitrogen tetap merupakan nutrien yang paling
penting untuk degradasi bahan bakar. Selain itu keaktifan mikroorganisme
pendegradasi hidrokarbon juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti
temperatur dan pH. Kondisi lingkungan yang tidak sesuai menyebabkan mikroba ini
tidak aktif bekerja mendegradasi minyak bumi. Sebagai contoh, penambahan
nutrien anorganik seperti fosfor dan nitrogen untuk area tumpahan minyak
meningkatkan kecepatan bioremediasi secara signifikan.